Describe Ingredients (Leavening Agent)
1. Baking soda
Sodium bikarbonat (nama IUPAC: natrium
hidrogen karbonat), umumnya dikenal sebagai baking soda, adalah senyawa kimia
dengan rumus NaHCO3. Ini adalah garam yang terdiri dari kation natrium (Na +)
dan anion bikarbonat (HCO3−). Sodium bikarbonat adalah padatan putih yang
bersifat kristal, tetapi sering muncul sebagai bubuk halus. Rasanya sedikit
asin, alkali menyerupai sabun cuci (natrium karbonat). Bentuk mineral alami
adalah nahcolite. Ini adalah komponen dari mineral natron dan ditemukan larut
di banyak mata air mineral.
Kata saleratus, dari bahasa Latin sal æratus
yang berarti "garam aerasi", banyak digunakan pada abad ke-19 untuk
natrium bikarbonat dan kalium bikarbonat. Hal ini dikenal sebagai salah satu
aditif makanan nomor E E500. Awalan ‘bi’ dalam bikarbonat berasal dari sistem
penamaan yang didasarkan pada pengamatan bahwa ada dua kali lebih banyak
karbonat (CO3) per natrium dalam natrium bikarbonat (NaHCO3) dibandingkan
dengan natrium karbonat (Na2CO3). Rumus kimia modern dari senyawa ini
mengekspresikan komposisi kimianya yang tepat dan menunjukkan rasio yang sama
sebaliknya: ada setengah lebih banyak natrium per karbonat dalam NaHCO3 seperti
pada Na2CO3 (disodium karbonat).
History:
Pada 1791, ahli kimia Prancis Nicolas Leblanc
menghasilkan natrium karbonat, juga dikenal sebagai soda ash. Pada tahun 1846,
dua pembuat roti New York, John Dwight dan Austin Church, mendirikan pabrik
pertama di Amerika Serikat untuk memproduksi soda kue dari natrium karbonat dan
karbon dioksida. Saleratus, potasium atau natrium bikarbonat, disebutkan dalam
novel Captains Courageous oleh Rudyard Kipling yang digunakan secara luas pada
1800-an dalam penangkapan ikan komersial untuk mencegah ikan yang baru
ditangkap tidak cepat rusak.
Baking soda adalah sebutan umum untuk
natrium bikarbonat, bahan yang tercipta 4 juta tahun yang lalu ketika danau
garam di seluruh dunia menguap dan membentuk endapan trona. Trona adalah batu
yang diolah menjadi abu soda (natrium karbonat), mineral yang terbentuk secara
alami. Soda ash kemudian dapat juga diproses untuk membuat soda kue. Deposit
atau tambang trona terbesar di dunia ada di Wyoming. Daerah ini menghasilkan 17
juta ton mineral pada tahun 2015, untuk kebutuhan ekspor di seluruh dunia.
Kandungan gizi:
Kandungan gizi yang terdapat pada baking
soda hanya natrium sebesar 27.360 mg per 100gr penyajian.
Fungsi :
Soda kue digunakan dalam dunia baking atau dunia pembuatan kue
sebagai bahan pengembang. Dengan adanya soda kue yang bekerja sama dengan bahan
asam seperti madu, buttermilk, air jeruk lemon, sour cream, dan
lain-lain, kue atau cake dapat mengembang dengan baik. Sehingga bentuknya
menjadi lebih indah dan teksturnya bagus. Soda kue ternyata tidak hanya
bermanfaat sebagai pengembang kue, tapi juga bisa digunakan dalam dunia pengobatan.
Soda kue yang bersifat alkali ini bisa digunakan untuk mengobati penyakit asam
lambung, juga membersihkan gigi.
Baking soda juga
bisa dipakai untuk membersihkan buah dan sayuran. Produk ini bisa dipakai untuk
menghilangkan kotoran dan lapisan lilin yang mungkin kita temukan pada sayur
dan buah yang kita beli dari supermarket. Caranya, campurkan air dan baking
soda untuk mmebersihkan sayur dan buah yang akan kita konsumsi. Mengatasi
serangga yang mengganggu juga bisa menggunakan baking soda. Taburkan campuran
baking soda dan garam saat kita melihat semut masuk agar tak mengotori rumah
kita. Menambahkan satu sendok teh baking soda dalam pot bunga juga bisa
mempertahankan kesegaran bunga. Yah, baking soda bisa berperan sebagai makanan
alami tumbuhan.
2. Baking powder
Bakpuder / baking powder) adalah bahan
pengembang yang dipakai untuk meningkatkan volume dan memperingan tekstur
makanan yang dipanggang seperti muffin, bolu, scone, dan biskuit. Bakpuder
bekerja dengan melepaskan gas karbon dioksida ke dalam adonan melalui sebuah
reaksi asam-basa, menyebabkan gelembung-gelembung di dalam adonan yang masih
basah, dan ketika dipanaskan adonan memuai; ketika adonan matang,
gelembung-gelembung itu terperangkap hingga menyebabkan kue menjadi naik dan ringan.
Bakpuder dipakai untuk menggantikan ragi ketika rasa fermentasi tidak diingini
pada makanan yang dihasilkan, atau ketika adonan kurang memiliki sifat elastis
untuk menahan gelembung-gelembung gas lebih dari beberapa menit. Roti yang
dibuat dengan memakai bahan pengembang kimia disebut roti cepat.
Sebagian besar bakpuder yang tersedia di
pasaran dibuat dari unsur basa (biasanya soda kue yang juga dikenal sebagai
natrium bikarbonat ditambah satu atau lebih garam asam, dan pati lembam
(umumnya pati jagung, meskipun pati kentang juga dapat digunakan). Bakpuder
adalah sumber karbon dioksida, dan reaksi asam-basa yang terjadi lebih tepat
dijelaskan sebagai dekomposisi soda kue setelah diaktifkan oleh asam, sesuai
persamaan berikut:
Penambahan pati lembam dalam bakpuder
memiliki beberapa kegunaan, terutama untuk menyerap kelembapan. Dengan
terserapnya kelembapan, umur simpan dapat lebih lama karena mencegah terjadinya
reaksi unsur asam dan basa secara prematur. Selain itu, bubuk yang kering juga
dapat bercampur dengan mudah, dan bentuk tepung memungkinkan penimbangan yang
lebih akurat.
Asam di dalam bakpuder dapat berupa
aksi-cepat atau aksi-lambat. Asam aksi-cepat beraksi dalam campuran basah
dengan bakpuder pada suhu ruang, sementara asam aksi-lambat tidak akan bereaksi
hingga dipanaskan di dalam oven. Bakpuder yang terdiri dari asam-asam
aksi-cepat dan aksi-lambat disebut double acting (aksi ganda); bakpuder yang
hanya berisi satu asam disebut single acting (aksi tunggal). Bakpuder
double-acting hanya melepaskan sebagian gas sewaktu adonan masih basah, dan
adonan naik untuk kedua kalinya sewaktu dipanggang di dalam oven, bakpuder
double-acting menjamin adonan kue panggang menjadi naik, sehingga selisih waktu
antara mengaduk adonan dan memanggang tidak begitu memengaruhi hasil akhir kue.
Bakpuder double-acting inilah yang sekarang ini tersedia secara luas untuk
konsumen, meskipun tidak ditulis pada label. Garam asam suhu rendah yang umum,
di antaranya krim tartar dan monokalsium fosfat (juga disebut kalsium asam
fosfat). Garam asam suhu tinggi di antaranya natrium aluminum sulfat, natrium
aluminum fosfat, dan natrium asam pirofosfat.
History:
Justus
Liebig, pria Jerman
yang lahir di Darmstadt, Hessen pada 12 Mei 1803. Ia merupakan salah seorang
perintis ilmu kimia modern yang berkewarganegaraan Jerman. bersama
rekan-rekannya ia telah menemukan Baking powder. Abangnya bekerja di sebuah
apotek di Darmstadt dan ia terpengaruh dan terkesan dengan berbagai peralatan
dan bahan kimia di sana. Pada saat itu, kimia masih banyak terpengaruh oleh
sisa-sisa alkimia pada abad-abad sebelumnya.
Ia mengambil studi kimia di Giessen, setelah magangnya dalam bidang apoteker di Bonn, Erlangen, dan Paris gagal. Atas dukungan Alexander von Humboldt, Justus Liebig diangkat tahun 1824 (pada usia 21 tahun) menjadi profesor di bidang kimia di Universitas Ludwig menggantikan Profesor Wilhelm L. Zimmermann. Ia menduduki posisi ini sampai tahun 1852 lalu pindah ke Uni Muenchen sebagai profesor pula. Ia banyak mengambil penelitian di bidang kimia organik, suatu bidang yang pada masa itu masih sangat sulit dipelajari. Atas inovasinya dalam pemisahan dan pengukuran nitrogen melalui analisis karbon-hidrogen, serta penggunaan Aparatus Bola Lima, penelitian kimia organik menjadi mudah dan dapat dilakukan secara rutin di laboratorium. Justus Liebiglah yang pertama kali merancang tata laboratorium kimia modern, seperti perlunya meja reaksi yang terpisah dari rak penyimpanan, atau penggunaan rumah asam.
Sejak tahun 1830 ia memusatkan penelitiannya pada bidang kimia fisiologi, dengan menyelidiki metabolisme pada tumbuhan dan hewan. Tahun 1840 terbit bukunya yang berjudul Die organische Chemie in ihrer Anwendung auf Agricultur und Physiologie ("Kimia organik dan kegunaannya dalam pertanian dan fisiologi") yang segera membuatnya dikenal secara internasional.
Dalam kariernya sebagai profesor di Giessen Justus Liebig sering kali berselisih dengan dewan pengurus universitas dan penguasa wilayah karena visinya yang ingin mengangkat Uni Giessen ke tingkat internasional. Justus Liebig (lalu disebut Justus von Liebig sebagai penghargaan atas jasa-jasanya) menikah dan dikaruniai tiga orang anak. Gedung laboratorium tempat ia bekerja kini dijadikan museum di kota Giessen.
Ia mengambil studi kimia di Giessen, setelah magangnya dalam bidang apoteker di Bonn, Erlangen, dan Paris gagal. Atas dukungan Alexander von Humboldt, Justus Liebig diangkat tahun 1824 (pada usia 21 tahun) menjadi profesor di bidang kimia di Universitas Ludwig menggantikan Profesor Wilhelm L. Zimmermann. Ia menduduki posisi ini sampai tahun 1852 lalu pindah ke Uni Muenchen sebagai profesor pula. Ia banyak mengambil penelitian di bidang kimia organik, suatu bidang yang pada masa itu masih sangat sulit dipelajari. Atas inovasinya dalam pemisahan dan pengukuran nitrogen melalui analisis karbon-hidrogen, serta penggunaan Aparatus Bola Lima, penelitian kimia organik menjadi mudah dan dapat dilakukan secara rutin di laboratorium. Justus Liebiglah yang pertama kali merancang tata laboratorium kimia modern, seperti perlunya meja reaksi yang terpisah dari rak penyimpanan, atau penggunaan rumah asam.
Sejak tahun 1830 ia memusatkan penelitiannya pada bidang kimia fisiologi, dengan menyelidiki metabolisme pada tumbuhan dan hewan. Tahun 1840 terbit bukunya yang berjudul Die organische Chemie in ihrer Anwendung auf Agricultur und Physiologie ("Kimia organik dan kegunaannya dalam pertanian dan fisiologi") yang segera membuatnya dikenal secara internasional.
Dalam kariernya sebagai profesor di Giessen Justus Liebig sering kali berselisih dengan dewan pengurus universitas dan penguasa wilayah karena visinya yang ingin mengangkat Uni Giessen ke tingkat internasional. Justus Liebig (lalu disebut Justus von Liebig sebagai penghargaan atas jasa-jasanya) menikah dan dikaruniai tiga orang anak. Gedung laboratorium tempat ia bekerja kini dijadikan museum di kota Giessen.
Kandungan gizi :
Dalam 100 gr penyajian baking pawder per 100
gr mengandung 53Kcal, natrium 10.600 mg, kalium 20 mg, zat besi 11 mg dan
magnesium 27 mg.
Fungsi:
Sebagai pengembang kue, baking powder yang
mengandung sodium bikarbonat ini akan aktif saat terkena cairan dan atau panas,
sehingga kemudian menghasilkan karbondioksida. Karbondioksida inilah yang nanti
membuat kue mengembang. Namun, menggunakan baking powder sebaiknya jangan
terlalu banyak karena akan membuat kue terlalu mengembang dan akhirnya merusak
tekstur. Umumnya, untuk 500 gram tepung terigu, hanya dibutuhkan 1/2 sendok teh
baking powder.
Cara Mengolah
Baking powder dapat aktif atau bekerja
langsung ketika bertemu dengan cairan atau sesuatu yang lembab. Karena itu,
dalam penyimpanannya harus di tempat yang sejuk, kering, dan bersih. Jangan
menyimpan baking powder di tempat yang panas atau hangat, atau di wadah yang
tidak ditutup dengan rapat karena "kekuatan" dari baking powder itu
dapat hilang. Jika sudah lebih dari 6 bulan sejak kemasannya dibuka, sebaiknya
tidak usah digunakan lagi karena fungsi dari baking powdernya sudah semakin
berkurang. Ketika menggunakan baking powder, jangan larutkan baking powder
dengan bahan cairan. Campur dulu dengan tepung terigu dan bahan kering lainnya.
Karena bila langsung diberi cairan, gas karbondioksida akan langsung
terlepaskan sebelum sempat dipanggang.
3. Yeast
Khamir adalah mikroorganisme eukariot yang
diklasifikasikan dalam kingdom Fungi, dengan 1.500 species yang telah dapat
dideskripsikan (diperkirakan 1% dari seluruh spesies fungi). Khamir merupakan
mikroorganisme uniseluler, meskipun beberapa spesies dapat menjadi multiseluler
melalui pembentukan benang dari sel-sel budding tersambung yang dikenal sebagai
hifa semu(pseudohyphae), seperti yang terlihat pada sebagian besar kapang.
Ukuran kapang bervariasi tergantung spesies, umumnya memiliki diameter 3–4 µm,namun
beberapa jenis khamir dapat mencapai ukuran lebih 40 µm. Sebagian besar khamir
bereproduksi secara aseksual dengan mitosis, dan dengan pembelahan sel asimetris
yang disebut budding. Khamir yang paling umum digunakan adalah Saccharomyces
cerevisiae, yang dimanfaatkan untuk produksi anggur, roti, tape, dan bir sejak
ribuan tahun yang silam dalam bentuk ragi. Saccharomyces cerevisiae dapat
mengkonversi karbohidrat menjadi karbon dioksida dan alkohol melalui proses
fermentasi, karbon dioksida digunakan dalam proses pembuatan roti (baking) dan
alkohol dalam minuman beralkohol.Saccharomyces cerevisiae juga merupakan
organisme model penting dalam penelitian biologi sel modern, dan juga salah satu
mikroorganisme eukariot yang paling sering diteliti secara menyeluruh. Peneliti
menggunakannya untuk mendapatkan informasi mengenai biologi sel eukariot dan
terutama biologi manusia.Spesies khamir lainnya seperti Candida albicans adalah
patogen oportunistik dan dapat menyebabkan infeksi pada manusia (kandidiasis) .
Khamir juga dapat digunakan untuk menghasilkan listrik dalam microbial fuel
cell,dan memproduksi etanol untuk industri biofuel.
Khamir tidak membentuk kelompok taksonomi
atau filogeni tunggal. Istilah "khamir" atau “ragi” sering digunakan
sebagai sinonim dari Saccharomyces cerevisiae, namun keragaman filogeni dari
khamir dipisahkan dalam 2 filum terpisah: Ascomycota dan Basidiomycota. Khamir
yang reproduksinya dengan budding ("khamir sejati") diklasifikasikan
dalam ordo Saccharomycetales.
History :
yeast
telah digunakan oleh manusia sejak dahulu untuk menghasilkan makanan dan
minuman yang diinginkan. Dapat dinyatakan disini bahwa yeast merupakan jasad
renik (mikroorganisme) yang pertama yang digunakan manusia dalam industri
pangan. Penggunaannya boleh dikatakan lama sebelum diketemukannya aksara. Dari
beberapa peninggalan Mesir kuno, yang ditulis dalam hieroglyf (tulisan Mesir
kuno), tercatat bahwa orang-orang Mesir zaman itu telah menggunakan yeast dan
proses fermentasi dalam memproduksi minuman beralkohol dan membuat roti.
Minuman fermentasi tertua yang penah diketahui adalah bir yang sudah diproduksi
sejak tahun 4000 SM. Bir dibuat dari bahan baku antara lain :
1. Gandum (Berley), padi-padian, bijian yang
lain, yang diolah menjadi roti, kemudian dihancurkan disuspensikan dengan air
dan difermentasikan.
2. Rasanya ada yang manis dan ada yang masam.
Pada
saat itu, fermentasi atau proses biokimia ini masih merupakan misteri dan
bahkan dianggap sebagai proses magis. Secara umum diyakini bahwa fermentasi
dalam membuat minuman beralkohol dan roti pada awalnya merupakan proses alami
dari aktivitas mikroba sebagai kontaminan didalam tepung, biji-bijian serta
sari-buah yang mengandung gula. Berbagai mikroba ini, termasuk yeast dan lactic
acid bacteria, yang pada umumnya terdapat pada berbagai biji-bijian dan
buah-buahan yang biasa ditanam. Disisi lain, leaven (biang roti) pada awalnya
merupakan media yang lembut seperti “adonan”. Sebagian kecil media itersebut
digunakan sebagai “starter” untuk membuat roti yang lebih banyak. Demikian
secara turun temurun proses ini dilakukan, penggunaan “starter” ini menimbulkan
kebiasaan untuk menyimpan sebagian dari bir, anggur atau “adonan” roti yang
baik untuk digunakan pada pembuatan berikutnya. Selama ratusan tahun, sudah
merupakan tradisi bagi pembuat roti (bakers) mendapatkan yeast dari hasil
produksi sampingan dalam pembuatan minuman anggur. Dengan demikian, boleh
dikatakan bahwa para pembuat roti ini juga merupakan pionir dalam memanfaatkan
mikroba untuk keperluan industri.
Baru
setelah diketemukannya mikroskop maka mulai dilakukan pengamatan tentang yeast
lebih seksama. Pekerjaan ini dipelopori oleh Louis Pasteur pada akhir tahun
1860 yang menyimpulkan bahwa yeast merupakan mikroba hidup yang bertindak
sebagai agen dalam proses fermentasi dan digunakan sejak zaman dahulu untuk
menaikan adonan roti. Tidak lama setelah penemuan tersebut, dilakukan upaya
untuk meng-isolasi yeast secara murni. Dengan kemampuan ini mulailah dilakukan
produksi yeast secara komersial untuk keperluan pembuatan roti. Jenis yang
dikembangkan adalah Saccharomyces cerevisiae yang disebut dengan Baker’s
yeasts. Sejak saat itu, perusahan roti, minuman dan para ahli mulai berupaya untuk
memproduksi strain murni yeast yang tepat untuk keperluan industri yang
disesuaikan dengan rasa dan keperluan kualitas serta karateristik lainnya.
Sedangkan di Indonesia yang dikenal dengan ragi untuk tape sebenarnya ada yang
tidak murni dari jenis yeast saja akan tetapi dicampur dengan jenis bakteri
dimana disesuaikan dengan kebutuhan produk yang akan dihasilkannya.
Produk-produk yang dihasilkan melalui aktivitas yeast seperti roti, bir, wine,
vineger dan sebagainya.
Di
Indonesia dalam hal memproduksi makanan tradisional ataupun makanan fermentasi
dengan menggunakan yeast masih belum begitu membudaya jika dibandingkan dengan
penggunaan bakteri atau jamur seperti: Rhizopus spp., Aspergillus spp.,
Penicillium spp., Mucor spp. dan yang lainnya. Bahkan terlihat sangat
tertinggal jauh dengan starter yang berasal dari kelompok bakteri asam laktat
(BAL) “friendly bacteria” yang biasanya dipakai sebagai Probiotic. Probiotic
adalah sekelompok mikroba hidup yang menguntungkan dan digunakan untuk
mempengaruhi induk semang melalui perbaikan mikroorganisme dalam saluran
pencernaan (Fuller 1992). Sebagai contoh misalnya pada pembuatan produk susu
asam, yogurt, yakult, minuman susu asidophilus, bifidus, nata de coco dan lain
sebagainya. Hal ini terutama disebabkan karena kurangnya pengetahuan dalam
pemanfaatan dan perekayasaan yeast sebagai starter ataupun agen dalam dalam
proses fermentasi. Selain itu, secara teknis dirasakan juga kesukaran dalam
memperoleh dan mengembangkan spesies yang diinginkan.
Kandungan gizi
Satu
setengah sendok teh nutritional yeast mengandung 530 mikrogram folat,"
tutur ahli gizi keluarga, Danielle Binns dikutip dari blog pribadinya.Kedua,
nutritional yeast merupakan Sumber yang baik dari semua vitamin B, termasuk
B12.Nutritional yeast adalah sumber protein non-hewan. Setiap 2 sendok makan
mengandung 9 gram protein. Selain itu berisi semua 9 asam amino esensial yang
diperlukan tubuh.
Jenis jenis yeast:
·
Ragi cair (liquid yeast)
·
Ragi Basah (Compressed yeast)
·
Ragi kering aktif (Active Dry Yeast)
·
Ragi Beku (Frozen Yeast)
·
Instant Dry Yeast (Ragi Kering Instan)
Di
Indonesia saat ini yang masih umum digunakan adalah ragi basah, ragi kering
aktif dan ragi instan.
Yang banyak digunakan oleh homebaker umumnya ragi instan, banyak beredar
dipasaran dengan berbagai merk....
Ragi
itu sendiri sebenarnya adalah microorganisme, yang bisa aktif kembali setelah
mendapatkan suhu dan asupan makanan yang cukup. Asupan makanan yang dimaksud
adalah gula dan air, khususnya gula, microorganisme pada pada ragi akan merubah
gula menjadi karbondiaksoda, yang kemudian tertahan adonan dan menyebabkan
adonan mengembang.
Ragi bisa juga menjadi mati apabila pada saat
digunakan atau disimpan terkena suhu ekstrim (sangat panas atau sangat dingin),
pada resep-resep indonesia air yang digunakan biasanya air es, untuk membantu
menjaga kestabilan suhu ragi.
Garam
juga menghambat kerja ragi, jadi jangan coba-coba menjodohkan ragi dengan
garam, demikian halnya dengan mentega/margarine, tapi kalau pakai mesin seluruh
adonan dicampur ngak apa apa :)
Untuk
mengetahui apakah ragi instan masih berfungsi
dengan baik bisa dilakukan pengujian sbb :
masukkan sedikit ragi ke dalam air hangat,
setelah 5 menit kemudian bila tidak membentuk gelembung bisa dikatakan ragi
telah mati dan tidak bisa digunakan
Fungsi
Kegunaan utama dari ragi instan ini adalah
membuat adonan mengembang. Hal ini yang paling penting dari proses pembuatan
kue atau roti. Jika adonan yang Anda buat tidak bisa mengembang dengan
sempurna, dapat dikatakan roti atau kue yang Anda buat juga bisa dikonsumsi
secara layak. Kue atau adonan yang tidak mengembang sempurna tentunya akan
membuat masakan Anda menjadi keras. Bagi para pemula, mengembangnya adonan
kerap kali mendapatkan perhatian khusus.
Cara Mengolah
Cara menyimpan ragi instan ini sebaiknya
dimasukkan dalam wadah yang kedap akan udara bebas dan letakkan ragi instan ini
di dalam lemari es. Hal ini digunakan supaya ragi dapat kembali digunakan
sewaktu dibutuhkan. Namun, sebaiknya ragi instan ini segera dipakai. Usahakan
menggunakan ragi instan dalam waktu 2x24 jam setelah Anda membuka kemasannya.
Untuk mengukur jumlah ragi instan yang harusnya dicampurkan dalam adonan,
adalah sebanyak 2%-3% dari takaran tepung terigu.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan,
sebelum dicampurkan ke dalam adonan kue atau roti, Anda perlu membangkitkan si
ragi instan ini. Cara yang digunakan sama dengan cara ketika kita ingin
melakukan uji coba apakah ragi instan ini masih layak digunakan atau tidak.
Anda perlu mencampurkan ragi ke dalam air besih. Kemudian amati perubahan yang
terjadi. Jika terdapat buih pada air menandakan ragi instan ini sudah rusak
sehingga sebaiknya tidak digunakan dalam proses lebih lanjut.
Source:
Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
BalasHapusmampir di website ternama I O N Q Q
paling diminati di Indonesia